Selasa, 29 November 2011

WAYANG


Nama :         Mega Aprilia Puspasari
Kelas :         1IA05
Npm :         54411379



WAYANG

Wayang dikenal sebagai pertunjukan teater baying-bayang yang di sukai masyarakat Jawa dan Bali. Meskipun wayang juga terdapat di Kalimantan, Sumatra, dan bahkan di luar negeri seperti Cina, Bangkok dan Eropa, asal mula pertunjukan wayang diperkirakan sudah ada sejak zaman pra-aksara. Wayang dipergunakan dalam kegiatan upacara mengundang roh nenek moyang. Wayang terbuat dari kulit sapi atau kambing yang sudah disamak. Bentuk tubuh, ukuran, pewarnaan, jenis hiasan kepala dan gayya pakaian tokoh-tokohnya dibakukan oleh tradisi. Setiap tokoh dengan jelas dapat dibedakan satu sama lain.
                                                 

Wayang digerakkan oleh dalang dan menceritakan lakon yang bersumber dari legenda, kisah lisan dari tradisi Jawa dan India. Pada awal pertunjukkan biasanya ditampilkan gunungan yang mengandung symbol kehidupan. Gunungan selain berfungsi sebagai pembuka pertunjukkan juga dipergunakan menandai perubahan adegan dan penutup cerita. Gunungan sarat dengan lambing. Oleh karena itu, dalam cerita gunungan digunakan untuk melambankan hutan api, badai, peringatan pada saat akan terjadi adegan pertempuran, ataupun sebagai lambing takdir yang sudah mendekat.
                                            

            Sebelum memainkan wayang, dalang sering berpuasa terlebih dahulu dan meletakkan sesaji dibawah layar, kemudian berdoa untuk memastikan keberhasilan pertunjukkannya. Lakon-lakon wayang kaya variasi sehingga selain untuk hiburan, wayang juga dapat dipergunakan sebagai media penyuluhan dan pendidikan. Para wali menyebarkan Islam di Pulau Jawa menggunakan wayang sebagai media dakwah. Jenisnya pun banyakseperti wayang wong, wayang golek, wayang pancasila, wayang gedhok, dan lain-lain.




Sumber    :               Eksplorasi Sejarah Erlangga

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN


Nama :           Mega Aprilia PUspasari
Kekas  :           1IA05
Npm   :           54411379


PANCASILA SEBAGAI
PARADIGMA PEMBANGUNAN


A.     Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Indonesia
1.      Pancasila Sebagai Sumber Nilai
Nilai dalam bahasa inggris disebut dengan value. Nilai adalah sesuatu yang abstrak dan tidak dapat disentuh oleh panca indera. Macam-macam nilai adalah nilai kebenaran, nilai estetika, nilai moral dan nilai religi. Pancasila sebagai sumber nilai yaitu Pancasila sebagai acuan utama bagi pembentukan hukum nasional, kegiatan penyelenggaraan Negara, partisispasi warga Negara dan pergaulan antar warga Negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

2.      Nilai-nilai Pancasila
a.       Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
1)      Percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2)      Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama.
3)      Membina kerukunan antar umat beragama.
4)      Toleransi antar umat beragama.
5)      Tidak memaksakan suatu kepercayaan/agama terhadap orang lain.
b.      Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
1)      Memperlakukan manusia sesuai dengan hakekat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2)      Mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa membeda-bedakan.
3)      Mengembangkan saling mencintai.
4)      Mengembangkan sikap tenggang rasa.
5)      Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
c.       Sila Persatuan Indonesia
1)      Menempatkan kepentingan bangsa dan Negara.
2)      Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara.
3)      Cinta tanah air dan bangsa.
4)      Bangga sebagai bangsa Indonesia.
5)      Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan.
d.      Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan dan Perwakilan
1)      Mementigkan kepentingan Negara dan masyarakat.
2)      Tidak memaksa kehendak pada orang lain.
3)      Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan bersama.
4)      Musyawarah untuk mencapai mufakat dengan semangat kekeluargaan.
5)      Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa.
e.       Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
1)      Menjaga keseimbangan antar hak dan kewajiban.
2)      Menghormati hak-hak orang lain.
3)      Tidak bergaya hidup mewah.
4)      Bersikap adil terhadap orang lain.
5)      Menghargai hasil karya orang lain.


3.      Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan
a.       Paradigma Pembangunan
Paradignma adalah anggapan-anggapan dasar yang digunakan sebagai kerangka acuan. Pembangunan adalah usaha bangsa untuk meningkatkan mutu dan taraf hidup masyarakat.
Paradigma pembangunan adalah anggapan-anggapan dasar yang digunakan sebagai acuan untuk menigkatkan mutu dan taraf hidup masyarakat.
b.      Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan
Pancasila sebagai paradigm pembangunan yaitu pancasila dijadikan kerangka acuan, tolak ukur, arah dan tujuab dalam pelaksanaan pembangun nasional.


B.     Sikap Positif Pancasila sebagai Ideologi terbuka
1.      Sikap yang Mencerminkan Nilai-nilai Pancasila
Perilaku yang mencerminkan nilai-nilai pancasila hendaknya dilakukan tidak hanya pada lingkungan tertentu tetapi disemua lingkungan masyarakat. Nilai-nilai pancasila juga harus dilakukan seccara kontinyu atau terus-menerus agar pembangunan diamasa yang akan datang berjalan dengan lancer. Adapun perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila di berbagai lingkungan sebagai berikut :
a.       Lingkungan Keluarga
1)      Melaksanakan hak dan kewajiban sebagai orang tua atau sebagai seorng anak.
2)      Saling menghormati dan menghargai dalam keluarga.
3)      Member keteladanan terhadap anak.
4)      Membantu orang tua.
b.      Lingkungan sekolah
1)      Saling menghormati dalam lingkunagan sekolah.
2)      Melaksanakan tugas sekolah dengan penuh tanggung jawab.
3)      Sumbangan dari murid-murid untuk korban bencana alam.
c.       Lingkungan Masyarakat
1)      Bergotong-royong dalam masyarakat.
2)      Mengikuti kegiatan-kegiatan dalam masyarakat seperti siskamling dan kerja bakti.
3)      Menjaga kerukunan antar warga masyarakat.
d.      Lingkungan Berbangsa dan Bernegara
1)      Membela tanah air dan bangsa.
2)      Taat membayar pajak.
3)      Mendahulukan kepentingan bersama.

2.      Sikap Positif terhadap Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
Tidak selamanya keterbukaan ideology Pancasilamembawa manfaat yang positif. Adapun masalah-masalah yang ditimbulkan dengan keterbukaan ideology Pancasila antara lain adalah sebagai berikut :
a.       Pertama, Pancasila hanya akan berkembang jika masyarakat proaktif melakukan reinterpretasi terhadap pancasila.
b.      Kedua, dengan sifat yang terbuka Pancasila dapat ditafsirkan hanya sesuai dengan kepentingan penafsir saja.
untuk itu maka diperlukannya sikap positif terhadap Pancasila sebagai ideology terbuka. Contoh sikap yang sesuai dengan Pancasila sebagai ideology terbuka adalah :
a.       Berani mengemukakan pendapat dan musyawarah.
b.      Cinta tanah air dan bangsa.
c.       Memenfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan ketepatan, kegunaan dan nilai-niai pancasila.
d.      Bangga menjadi bangsa Indonesia.
e.       Selektif dalam menerima budaya-budaya yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.




Sumber : PKN kelas XII/ 1011-1 Excellent

PERANG BADAR


Nama :         Mega Aprilia Puspasari
Kelas :         1IA05
Npm :         54411379


PERANG BADAR


          Perang badar adalah perang antara Nabi Muhammad SAW beserta umat islam dan kaum kafir Quraisy. Perang badar terjadipada hari jum’at tanggal 17 Ramadhan tahun ke-2 H (13 Maret 624 M). semula Rasulullah SAW dan para sahabat mengambil posisi dekat mata air Badar. Salah seorang sahabat Nabi SAW, Hubab bin Nunzir, tidak setuju terhadap pengambilan posisi tersebut.
            Lalu ia bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah apakah posisi yang kita ambil ini berdasarkan wahyu Allah, apa hanya pendapat tuan sendiri?” Rasulullah SAW menjawab, “Ini hanya pendapatku sendiri dan bukan wahyu Allah.” Hubab bin Munzair berkata, “Wahai Rasulullah, menurut pendapatku posisi yang kita ambil ini tidak tepat. Posisi yang paling tepat adalah dekat mata air yang berdekatan dengan musuh. Kalu tuan setuju mari kita semua pindah kesana, kita gali didekat mata air itu sumur-sumur yang cukup dalam, lalu kita penuhi dengan air.
            Setelah bermusyawarah, Rasulullah SAW menyetujui pendapat Hubab bin Munzir dan melaksanakannya sehingga Nabi Muhammad SAW dan umat Islam dalam Perang Badar tersebut memperoleh kemenangan yang gemilang.




Sumber                  : Buku Pendidikan Agama Islam Erlangga.